Kata Bijak Tema 'Buah Pir': Inspiratif dan Bermakna
"Untuknya saya mengubah kerikil menjadi berlian, sepatu menjadi cermin, saya mengubah kaca menjadi air, saya memberikan sayapnya dan menarik burung-burung dari telinganya dan di sakunya ia menemukan bulu-bulunya, saya meminta pir untuk menjadi nanas, nanas untuk menjadi bola lampu, bola lampu untuk menjadi bulan, dan bulan menjadi koin aku membalik untuk cintanya."
--- Nicole Krauss
"Void tidak sedang, tetapi tidak bisa tidak, ergo Void tidak bisa. Alasannya masuk akal, karena menyangkal Void sambil memberikan bahwa itu bisa dipahami. Bahkan, kita bisa dengan mudah membayangkan hal-hal yang tidak ada. Bisakah chimera, berdengung di Void, melahap niat kedua? Tidak, karena chimera tidak ada, di Void tidak ada dengung yang dapat didengar, dan niat adalah hal-hal mental - buah pir yang dimaksudkan tidak menyehatkan kita. Namun saya dapat memikirkan chimera bahkan jika itu adalah chimera, yaitu, jika tidak. Dan sama dengan Void."
--- Umberto Eco
"Gagasan pertama, karya seni pertama yang saya lakukan, adalah ketika saya berusia empat tahun. Saya memotong benih pir menjadi dua dan biji apel menjadi dua, menempatkan kedua bagian itu bersama-sama dan menanam benih, berharap pohon yang sangat aneh bisa tumbuh. Dan saya tidak pernah berhenti."
--- Yoko Ono
"Februari. Dapatkan tinta, meneteskan air mata. Tulis itu, terisak-isak hatimu, bernyanyi, Sementara lumpur deras yang mengaum Burns dalam kegelapan musim semi. Pergi menyewa kereta. Untuk enam grivna, Balaplah melalui suara lonceng dan roda Ke tempat tinta dan semua yang Anda berduka diredam ketika hujan turun. Ke tempat, seperti pir dibakar hitam sebagai arang, segudang rooks, dipetik dari pohon, jatuh ke genangan air, melemparkan kesedihan kering jauh ke dalam mata. Di bawah, tanah hitam yang basah menunjukkan, Dengan tangisan yang tiba-tiba angin diadu, Semakin serampangan, semakin benar Puisi yang isak tangisnya keluar."
--- Boris Pasternak
"Benih Allah ada di dalam kita. Jika benih itu memiliki kultivator yang baik, bijak, dan rajin, maka benih itu akan semakin berkembang dan tumbuh menjadi Tuhan yang memiliki benih itu, dan buahnya akan sama dengan sifat Allah. Sekarang benih pohon pir tumbuh menjadi pohon pir, biji hazel menjadi pohon hazel, dan benih Tuhan menjadi Tuhan."
--- Meister Eckhart